CNN Indonesia
Senin, 21 Jul 2025 00:59 WIB

Solo, CNN Indonesia --
Presiden Prabowo Subianto mengatakan telah meminta Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Polri mengusut tuntas kasus beras oplosan tanpa pandang bulu. Dia menyebut kasus ini sebagai kejahatan ekonomi luar biasa.
"Saya telah minta Jaksa Agung dan Polisi mengusut dan menindak pengusaha-pengusaha tersebut tanpa pandang bulu," kata Prabowo dalam sambutannya di penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Solo, Minggu (20/7).
Prabowo menyebut kejahatan ini berupa penipuan dengan cara mengemas ulang beras curah menjadi beras premium.
"Beras biasa dibilang beras premium. Harganya dinaikin seenaknya. Ini pelanggaran," kata dia.
Kerugian akibat praktik culas itu menimbulkan dikatakan hampir Rp100 triliun. Menurut Prabowo, kerugian tersebut seharusnya bisa digunakan untuk mengentaskan kemiskinan.
"Ini kejahatan ekonomi yang luar biasa. Menikam rakyat," kata dia.
"Anda bisa bayangkan Rp100 triliun kita bisa bikin apa? Mungkin kita hilangkan kemiskinan dalam 5 tahun," lanjutnya.
Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan dasar perhitungan kerugian Rp99 triliun akibat praktik pengoplosan beras yang marak ditemukan di pasaran.
Angka tersebut, kata Amran, merupakan estimasi potensi kerugian konsumen dalam satu tahun jika tren beras curah yang dikemas ulang dan dijual sebagai beras premium atau medium terus berlangsung.
"Jadi ini kami mengambil sampel di 10 provinsi produsen beras terbesar seluruh Indonesia. Kami ambil 268 merek, dari situ 212 tidak sesuai dengan mutu, harga, dan volume," kata Amran saat ditemui wartawan usai Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (16/7).
"Potensi kerugian masyarakat itu Rp99 triliun. Kalau terjadi dua atau tiga tahun, apalagi lima tahun, anda bisa hitung sendiri. Tapi yang jelas, ini merugikan masyarakat," imbuhnya.
(syd/fea)