Pagar Kantor Kementerian HAM Jebol, Massa Aksi Kukuh Bertemu Pigai

1 day ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Pagar Kantor Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) di Jakarta Selatan jebol setelah puluhan warga Papua yang berdemonstrasi tak kunjung mendapat kejelasan mengenai kehadiran Menteri HAM Natalius Pigai di tengah aksi.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Selasa (3/6) siang menjelang sore, massa aksi masih berorasi di bawah guyuran hujan deras.

Aparat kepolisian yang mengawal aksi tersebut membentuk barikade di lokasi pagar yang jebol untuk menahan massa masuk ke dalam Kantor Kementerian HAM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Natalius Pigai enggan menemui puluhan warga Papua yang sedang berdemo di depan Kantornya, Jakarta, Selasa (3/6) siang.

Pigai hanya ingin menerima massa aksi di kantornya saja.

"Saya sedang tunggu menerima mereka di kantor agar lebih terhormat, karena mereka datang maka saya mesti menerima mereka di ruangan yang terhormat," ujar Pigai saat dikonfirmasi melalui pesan tertulis, Selasa (3/6).

Aksi menyampaikan pendapat ini turut diawasi oleh sejumlah aparat kepolisian. Arus lalu lintas tersendat tetapi masih memungkinkan untuk dilalui sehingga tidak dilakukan penutupan.

Massa dalam demonstrasi ini menuntut audiensi terbuka dengan Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai.

"Kita menuntut audiensi secara terbuka, tidak dilakukan tertutup. Kita nanti akan meminta Papa Natalius Pigai menandatangani surat pernyataan yang isinya dia akan menindaklanjuti semua aspirasi atau tuntutan kita," ujar salah seorang orator dari mobil komando.

Salah satu aspirasi yang dituntut adalah maraknya pelanggaran HAM di Papua. Massa ingin Pigai mendengar suara mereka.

"Kami hadir di sini menyampaikan aspirasi, keresahan hati apa yang saat ini terjadi di tanah Papua. Tidak hanya di satu-dua daerah, tapi di seluruh tanah Papua. Pelanggaran HAM terjadi di mana-mana. Ibu-ibu dibunuh, anak-anak dibunuh," kata orator lainnya.

"Kami hanya ingin Natalius Pigai ada di depan kami. Bukan perwakilan-perwakilan," tegas dia.

Baru-baru ini, operasi militer di Kampung Jaindapa, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya yang dilakukan Satgas Habema TNI diduga menewaskan perempuan bernama Hetina Mirip.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Sekretariat Komnas HAM Papua Frits Ramandey.

Frits menyebut dari laporan mitra Komnas HAM yang ada di lokasi kejadian, jenazah korban dimakamkan dengan cara yang tidak layak. Korban juga disebut baru ditemukan sembilan hari setelah operasi militer dilakukan, pada Jumat (23/5) kemarin.

"Ketika melakukan pencarian menemukan bahwa ibu itu setelah tertembak lalu dikubur dengan cara yang tidak manusiawi. Sehingga sebagian tubuhnya itu tidak bisa terkubur," ujarnya kepada wartawan, Senin (26/5).

Sementara itu, TNI membantah tudingan tersebut.

Mabes TNI menegaskan 18 orang yang menjadi korban dalam kontak tembak di Intan Jaya beberapa waktu lalu adalah anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).

(ryn/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |