Jakarta, CNN Indonesia --
Kanal YouTube resmi milik Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta dihapus dengan alasan terafiliasi kelompok ekstrimis atau kriminal.
Saat ini kanal Youtube yang unggahan terakhirnya adalah materi dengan narasumber Husein Gaza yang menjelaskan situasi di Palestina itu tak lagi bisa diakses.
"This page isn't available. Sorry about that. Try searching for something else," demikian tertulis saat CNNIndonesia.com mencoba mengakses laman akun Youtube resmi milik Masjid Jogokariyan, Senin (23/6) pukul 07.05 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Takmir Masjid Jogokariyan, Haidar Muhammad mengonfirmasi bahwa konten terakhir yang diunggah di kanal tersebut adalah tentang konflik Palestina-Israel dengan narasumber Husein Gaza.
"Kan terakhir itu agenda live streaming sama ustaz Husein Gaza. Itu bahas Palestina dan Hamas," katanya seperti dikutip dari detikJateng.
Pihaknya pun menyesali belum sempat mengarsipkan video-video live streaming yang ada di akun tersebut.
"Cuma ya agak sayang video-video live streaming yang ada di situ kita ndak sempat mengarsipkan. Semoga bisa dipulihkan," sambung Haidar.
Sebelumnya pengelola Masjid Jogokariyan juga sudah mengumumkan penghapusan kanal tersebut secara sepihak lewat akun Instagram mereka pada Jumat (20/6) pekan lalu.
"Kami dianggap melanggar peraturan YouTube karena berafiliasi dengan kelompok ekstrimis atau kriminal," tulis unggahan itu.
Dalam unggahan itu, mereka juga menyertakan potongan layar informasi menuliskan tentang kanal Masjid Jogokariyan yang menyalahi kebijakan YouTube perihal organisasi kriminal atau ekstremis kekerasan.
"TIDAK MASUK AKAL!!! Tapi begitulah jalan dakwah. Tak selalu mudah, tak selalu dibiarkan. Namun... juga tidak akan pernah padam," lanjut unggahan itu.
Terpisah, Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz M Jazir memastikan bahwa masjidnya, melalui konten-konten di kanal YouTube tak pernah sekalipun mendukung kegiatan organisasi kriminal atau ekstremis kekerasan.
"Jelas tidak, kita itu enggak ada gerakan-gerakan ekstrem, radikal," kata Jazir saat dihubungi, Minggu (22/6).
Dia mengatakan penceramah dan pembicara yang diundang seperti Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Abdul Somad hingga Anies Baswedan juga dirasa tak pernah menyampaikan materi yang berpotensi menyalahi aturan main YouTube.
Jazir mengatakan kanal YouTube milik Masjid Jogokariyan sudah lagi tak bisa diakses pertengahan pekan lalu. Kini, pengelola masjid masih berupaya memulihkan kanal YouTube milik mereka.
Bahasan genosida di Gaza
Jazir mengatakan pihak Masjid Jogokariyan menduga aktivitas atau konten terakhir diunggah menampilkan sesi wawancara dengan Muhammad Husein atau Husein Gaza jadi penyebab dihapusnya kanal YouTube mereka.
"Kemungkinan itu (penyebabnya), karena itu wawancara terakhir itu kita ada streaming dengan Husein Gaza itu," kata Jazir.
Jazir menyebut materi wawancara kala itu adalah seputar fakta genosida yang terjadi di Kota Gaza, Palestina. Adapun Husein Gaza adalah aktivis hingga YouTuber sekaligus pendiri Lembaga Kemanusiaan INH asal Indonesia yang lama menetap di Gaza.
Sesi wawancara dengan Husein Gaza disiarkan secara langsung atau streaming di waktu setelah ibadah subuh. Durasinya kurang lebih sekitar 15 menit.
"Ya kan (di sesi wawancara) ada Husein Gaza bercerita kondisi Gaza hari ini, waktu itu beliau singgah di Masjid Jogokariyan, kemudian bercerita karena kita kan juga menyalurkan bantuan ke Gaza," ungkap Jazir.
Sebelum Husein Gaza, kata Jazir, beberapa narasumber lain yang diundang ke Masjid Jogokariyan juga pernah mendiskusikan kondisi di Palestina. Tapi, selama itu pula kanal YouTube milik masjid masih aman-aman saja.
"Ya, yang dimaksud kelompok ekstrem itu apa kita enggak tahu, apalagi kelompok kriminal kita enggak tahu. Selama ini kita enggak, ya soal Gaza itu saja yang terakhir," kata Jazir.
"Enggak tahu apakah Husein Gaza itu diklasifikasi sebagai kelompok kriminal oleh YouTube, kita enggak tahu," sambungnya.
Masjid Jogokariyan terkenal karena berbagai inovasi dan kegiatan yang berpusat pada pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan masjid nan unik. Salah satunya adalah 'Saldo Infak Nol Rupiah'.
Selain itu, masjid ini dikenal pula karena berbagai kegiatan sosial, keagamaan, dan ekonomi yang melibatkan masyarakat luas. Termasuk, program buka puasa gratis dan Kampung Ramadan yang ramai dikunjungi.
Nama Masjid Jogokariyan juga pernah mencuat karena membuka donasi pembelian kapal selam pengganti KRI Nanggala-402 hingga mencapai miliaran rupiah pada 2021 lalu.
(ugo)