China Ultimatum Trump: Kami Siap Perang Dalam Bentuk Apa Pun

1 week ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

China memperingatkan Amerika Serikat bahwa mereka siap menghadapi "perang dalam bentuk apa pun" sebagai respons terhadap perang tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump

Perang dagang antara dua kekuatan besar ini semakin memanas pada Selasa (4/3) setelah Trump menaikkan tarif impor barang dari China hingga total 20 persen. Sebagai balasan, China menerapkan tarif 15 persen pada produk pertanian Amerika.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika perang adalah yang diinginkan AS, entah itu perang tarif, perang dagang, atau bentuk perang lainnya, kami siap bertarung hingga akhir," bunyi unggahan Kedutaan Besar China di Washington di X.

Pernyataan ini menegaskan kembali pernyataan sebelumnya dari Kementerian Luar Negeri China yang dirilis segera setelah kebijakan tarif baru Trump mulai berlaku. Kementerian itu menegaskan China akan melawan AS "sampai akhir" jika Washington terus mengobarkan perang tarif, perang dagang, atau jenis perang lainnya.

Di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS, China juga mengumumkan peningkatan anggaran pertahanannya sebesar 7,2 persen tahun ini. 

Anggaran pertahanan tersebut jauh melampaui target pertumbuhan ekonomi China yang diperkirakan sekitar 5 persen tahun ini. Sejak Presiden Xi Jinping menjabat sebagai presiden lebih dari satu dekade lalu, anggaran pertahanan China melonjak dari 720 miliar yuan pada 2013 menjadi 1,78 triliun yuan (setara Rp4.031,81 triliun) tahun ini.

Xi menargetkan modernisasi penuh militer China pada 2035, dengan pengembangan senjata baru seperti rudal, kapal perang, kapal selam, serta teknologi pengintaian canggih.

"Intimidasi tidak akan menakuti kami. Perundungan tidak akan berhasil. Tekanan, paksaan, atau ancaman bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi China. Siapa pun yang mencoba menggunakan tekanan maksimal terhadap China telah memilih lawan yang salah dan salah perhitungan," bunyi pernyataan Kemlu China seperti dikutip The Independent.

Sementara itu, dalam pidatonya di hadapan Kongres AS pada Selasa (4/3) malam, Trump mengklaim bahwa negara-negara lain telah menggunakan tarif perdagangan untuk merugikan AS selama bertahun-tahun, termasuk China.

"Sekarang giliran kita menggunakan tarif terhadap negara-negara lain. Rata-rata, Uni Eropa, China, Brasil, India, Meksiko, Kanada... dan banyak negara lain mengenakan tarif yang jauh lebih tinggi pada produk AS dibandingkan yang kita kenakan pada mereka. Ini sangat tidak adil," kata Trump.

"Tarif rata-rata China terhadap produk kita dua kali lipat dari yang kita kenakan pada mereka," tambahnya.

[Gambas:Twitter]

Sementara itu, Kementerian Perdagangan China menuduh kebijakan tarif sepihak AS sebagai pelanggaran serius terhadap aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mengancam stabilitas kerja sama ekonomi serta perdagangan antara kedua negara.

Bulan lalu, China telah mengajukan keluhan terhadap AS di WTO atas pelanggaran aturan perdagangan.

Perang dagang AS-China sudah terjadi selama kepresidenan pertama Trump. Saat itu, ia menerapkan tarif perdagangan pada China akibat surplus perdagangan besar pada 2018.

Perang dagang ini pun mengganggu rantai pasokan dunia hingga beberapa tahun terakhir akibat saling balas tarif pada barang senilai ratusan miliar dolar.

(rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |