Menurut informasi yang diperoleh dari Gunung Bagging, terdapat beberapa titik awal pendakian yang dapat dipilih oleh pendaki, meskipun yang paling populer dan sering digunakan adalah titik dari Pusat Vulkanologi yang berada di Desa Bawalatang, dengan ketinggian sekitar 344 meter di atas permukaan laut. Desa Bawalatang terletak sekitar 20 menit perjalanan dari jalan utama Trans-Flores, yang menghubungkan Maumere dengan Larantuka, tepatnya di kawasan Boru.
Kondisi akomodasi di daerah sekitar cukup terbatas, sehingga banyak pendaki yang memilih untuk menginap di Maumere atau Larantuka sebelum memulai perjalanan. Beberapa pendaki bahkan memilih untuk menginap di lantai rumah penduduk setempat di sekitar desa. Mengingat lama waktu yang dibutuhkan untuk pendakian, disarankan untuk berangkat sesegera mungkin, minimal saat matahari terbit, agar perjalanan dapat dilakukan dengan lebih leluasa.
Penting untuk memperhatikan bahwa seorang pemandu sangat dibutuhkan untuk melintasi jalur yang melalui perkebunan di lereng gunung yang lebih rendah. Setelah itu, jalur pendakian akan memasuki kawasan hutan yang jalurnya kadang-kadang tidak terlalu jelas. Di Bawalatang, mencari pemandu tidaklah sulit, dan sebaiknya Anda dapat meminta bantuan di Pusat Vulkanologi untuk menemukan pemandu yang siap menemani perjalanan Anda.
2. Aktivitas Berburu di Sekitar Gunung Lewotobi
Meskipun Gunung Lewotobi cukup terkenal, pendakian ke puncak gunung ini hanya dilakukan beberapa kali dalam setahun. Sebagian besar pendaki yang datang ke sini adalah pemburu yang mencari rusa dan babi hutan yang banyak ditemui di kawasan sekitar.
Setelah melewati perkebunan kakao yang luas, pendaki akan memasuki kawasan hutan yang kaya akan flora dan fauna. Di sini, Anda dapat menemukan berbagai spesies burung langka, seperti Burung Lulur Kaki Merah (Megapodius reinwardt), yang merupakan salah satu jenis burung endemik. Masyarakat setempat memiliki nama khusus untuk beberapa jenis burung ini, yang menunjukkan kedekatan mereka dengan alam.
Melanjutkan perjalanan, Anda akan sampai di punggung bukit hutan yang jalurnya mulai sedikit lebih jelas. Pada ketinggian sekitar 1.053 mdpl, terdapat sebuah selokan berbatu yang sering digunakan sebagai tempat istirahat oleh para pemandu. Di titik ini, jalur akan terbagi menjadi dua arah: satu menuju Lewotobi Perempuan di sebelah kanan melintasi selokan, dan satu lagi menuju Lewotobi Laki-laki yang terletak di atas selokan.
Untuk menuju titik awal pendakian, Anda harus keluar dari jalan utama Flores yang melintasi Boru, yang terletak kira-kira setengah perjalanan antara Larantuka dan Maumere. Meskipun Larantuka memiliki sebuah bandara, sebaiknya Anda mengecek terlebih dahulu ketersediaan penerbangan yang beroperasi. Bandara Maumere, yang terletak lebih dekat, menjadi hub utama penerbangan di Flores dan dapat dijangkau dengan lebih mudah.
Setelah memulai pendakian dari titik yang telah disebutkan sebelumnya, pendaki akan menyeberangi selokan berbatu dan kemudian memasuki padang rumput dataran tinggi yang dihiasi pepohonan eukaliptus yang tersebar. Jalur di sini tidak terlalu jelas, dengan beberapa tempat yang menurun sebelum akhirnya mulai mendaki kembali. Setelah berjalan sekitar satu jam, pendaki akan mencapai sebuah jurang yang terletak di ketinggian 1.228 mdpl, yang membatasi antara jalur menuju Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan. Jurang ini ditandai dengan balok semen besar sebagai petunjuk.
Untuk mencapai kawah Lewotobi Perempuan, Anda hanya perlu mengikuti jalur dari tiang penunjuk lalu belok ke kanan dan mulai mendaki melalui aliran lava kuno dan bongkahan batu besar. Di sekitar kawasan ini, Anda akan melihat beberapa sensor aktivitas vulkanik yang dipasang oleh pihak Pusat Vulkanologi Bawalatang untuk memantau aktivitas gunung berapi tersebut.