Surabaya, CNN Indonesia --
Tim penyelam yang terlibat dalam proses evakuasi KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, mendapat memberikan perlindungan asuransi dari Jasa Raharja melalui Jasaraharja Putera.
Plt Direktur Utama Jasa Raharja, Rubi Handojo mengatakan setidaknya ada 50 penyelam yang tergabung Tim Penyelam Penyelamatan KMP Tunu Pratama Jaya mendapatkan perlindungan asuransi.
"Setiap penyelam mendapatkan jaminan asuransi berupa santunan kematian senilai Rp100 juta, biaya perawatan hingga Rp20 juta, serta santunan cacat tetap sebesar Rp100 juta," kata Rubi, Jumat (11/7).
Rubi mengatakan keamanan dan keselamatan penyelam sangat penting. Menurutnya, mereka menghadapi risiko tinggi dalam operasi pencarian. Karena itu pihaknya harus memberikan perlindungan bagi mereka.
"Keselamatan dan keamanan para penyelamat sama pentingnya dengan korban yang diselamatkan. Oleh karena itu, Jasa Raharja Group merasa perlu untuk memberikan perlindungan bagi tim penyelam yang bertugas di medan yang berisiko tinggi," ucapnya.
Lebih lanjut, Rubi mengatakan hingga kini pihaknya telah menyalurkan santunan meninggal dunia kepada delapan ahli waris korban kecelakaan.
Santunan diberikan kepada keluarga korban yang berdomisili di Banyuwangi sebanyak 6 orang, Probolinggo sebanyak 1 orang, dan Klungkung sebanyak 1 orang.
Masing-masing ahli waris menerima total santunan sebesar Rp125 juta, yang terdiri atas Rp50 juta dari Jasa Raharja dan Rp75 juta dari Jasaraharja Putera. Total santunan yang telah diberikan mencapai Rp1 miliar.
"Santunan ini adalah hak setiap penumpang yang sah, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang. Jasa Raharja sebagai BUMN yang mewakili negara bertanggung jawab untuk memastikan santunan tersalurkan secara cepat, humanis, dan transparan," ujar Rubi.
Jasa Raharja juga terus menyalurkan bantuan logistik berupa makanan bagi keluarga korban yang menunggu proses pencarian di lantai 2 Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi.
"Kami berkomitmen untuk terus hadir, baik secara fisik maupun melalui dukungan perlindungan asuransi, dalam setiap peristiwa yang menyangkut keselamatan masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya KMP Tunu Pratama Jaya dikabarkan tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali Rabu (2/7) malam.
Petugas jaga Syahbandar melihat kapal tenggelam sekitar Pukul 23.35 WIB. Posisi terakhir kapal terlihat di perairan Selat Bali pada koordinat _8° 9'32.35"S 114°25'6.38_.
Dengan temuan ini, maka hingga Jumat (11/7) siang, dari total 65 penumpang dan awak kapal KMP Tunu Pratama Jaya dalam manifes, sebanyak 47 orang di antaranya sudah ditemukan.
Dari 47 korban yang ditemukan, 17 orang di antaranya dalam kondisi meninggal dunia (3 proses identifikasi), kemudian 30 orang selamat. Sedangkan 18 orang lainnya masih dalam pencarian.
Namun jumlah korban diperkirakan lebih dari 65 orang. Pasalnya data manifes penumpang KMP Tunu Pratama Jaya diduga tak valid. Banyak orang menaiki kapal tersebut tapi mereka tak tercatat dalam daftar manifes, hal itu terungkap melalui laporan para keluarga korban.
(fra/frd/fra)