Rusia Beri Sinyal Positif soal Gencatan Senjata 30 Hari dengan Ukraina

17 hours ago 2

CNN Indonesia

Kamis, 13 Mar 2025 20:35 WIB

Rusia merespons usulan Amerika Serikat soal gencatan senjata sementara selama 30 hari dengan Ukraina. Ilustrasi. Rusia buka suara soal proposal gencatan senjata sementara dengan Ukraina. Foto: iStock/Derek Brumby

Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia memberikan sinyal positif mengenai proposal gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina, yang diusulkan Amerika Serikat pekan ini. 

Ajudan Presiden Rusia Vladimir Putin, Yuri Ushakov, mengatakan Putin kemungkinan "akan membuat penilaian yang lebih spesifik dan substantif" pada Kamis (13/3) mengenai proposal gencatan senjata di Ukraina.

Dia mengatakan apabila disepakati, gencatan senjata ini akan menjadi "solusi damai jangka panjang" yang akan mengamankan kepentingan Kremlin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itulah yang kami perjuangkan," kata Ushakov, kepada media pemerintah usai bicara melalui telepon dengan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat Mike Waltz, seperti yang dikutip AFP.

Meski begitu, dia menekankan bahwa gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina tak lebih dari "waktu rihat bagi militer Ukraina.

"Ini tidak lebih dari waktu istirahat sementara bagi militer Ukraina," ucapnya.

Amerika Serikat dan Ukraina baru-baru ini menggelar perundingan di Arab Saudi yang menghasilkan proposal gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia.

Proposal itu muncul setelah perdebatan panas antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Oval Office pada 28 Februari lalu. Kedua pemimpin terlibat adu mulut karena Zelensky menolak permintaan AS untuk berkompromi dengan Rusia agar perang bisa segera dihentikan.

Setelah drama pengusiran Zelensky dari Oval Office dan penyetopan bantuan militer AS buat Ukraina, Kyiv akhirnya melunak. Kyiv setuju buat gencatan senjata 30 hari dengan Rusia sesuai usulan AS.

Bola panas itu pun kini ada di tangan Rusia.

"Kita harus melihat. Terserah Rusia sekarang," kata Trump di Oval Office, Rabu (12/3).

Proposal gencatan senjata itu sendiri berisi kesepakatan untuk menghentikan peperangan selama 30 hari, yang bisa diperpanjang jika semua pihak setuju.

Kemudian, ada pula permintaan spesifik seperti dihentikannya serangan rudal, drone, dan bom di garda depan dan Laut Hitam.

Lebih lanjut, AS juga membuka peluang untuk rencana pertukaran tawanan, pemulangan anak-anak Ukraina yang dipindah secara ilegal ke Rusia, dan masuknya bantuan kemanusiaan.

(blq/dna)

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |