Kematian Diplomat Kemlu Mencurigakan, Anggota DPR Desak Usut Tuntas

12 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Komisi I DPR RI Sarifah Ainun Jariyah meminta Polri mendalami dugaan motif di balik kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan  (39). 

Korban ditemukan tewas dalam kondisi mencurigakan di sebuah indekos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) pagi.

Sarifah mengaku prihatin dengan terhadap keluarga korban. Dia menilai kasus itu perlu didalami karena korban ditemukan dengan kondisi mencurigakan.

"Sebagai wakil rakyat yang membidangi pertahanan, luar negeri, dan informasi, kami mendesak kepolisian untuk segera mengungkap kasus ini secara tuntas dan transparan," kata Sarifah dalam keterangannya, Rabu (9/7).

Sarifah meminta penyelidikan mendalam menyusul kemungkinan motif pembunuhan dalam kasus tersebut. Ia juga meminta aparat penegak hukum menjaga objektivitas proses hukum dan tidak terpengaruh oleh spekulasi yang beredar di publik.

Dia menduga berharap polisi harus segera memastikan penyebab kematian diplomat tersebut, dibunuh atau bukan.

"Korban diplomat Kemenlu meninggal itu harus segera dicari sebabnya dibunuh atau enggak, kan, belum tahu, ya, tetapi indikasinya pembunuhan," katanya.

Politikus PDP itu menyoroti tiga hal krusial yang perlu menjadi fokus penyelidikan. Pertama, autopsi forensik untuk menentukan penyebab kematian. Kedua, pendalaman terhadap kemungkinan motif pembunuhan. Ketiga, objektivitas proses hukum tanpa tekanan pihak manapun.

Sarifah meminta Polri mempercepat proses visum et repertum. Menurut dia, kasus tersebut memiliki sensitivitas tinggi, sebab korban diketahui tengah dalam proses penugasan ke Finlandia dan dikenal vokal dalam isu perlindungan WNI dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Komisi I DPR RI, menurut Sarifah, akan terus memantau perkembangan kasus ini bersama Polri dan Kemlu. Ia juga mendorong Kemlu untuk memberikan perlindungan serta bantuan finansial kepada keluarga korban.

"Kami meminta semua pihak menghormati proses hukum dan tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi," katanya.

Penemuan jasad korban berawal dari kesulitan sang istri menghubungi korban pada Selasa (8/7) pagi. Istri korban kemudian menghubungi penjaga kos untuk menanyakan keberadaan suaminya.

Penjaga kos kemudian mengecek kamar kos dan menemukan korban sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Polisi mengaku bakal memeriksa rekan kerja korban. Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi mengatakan pemeriksaan dilakukan untuk menyelidiki dugaan penyebab kematian korban.

"Nanti kita mau diperiksa lagi mungkin si teman atau rekan kerja korban kami lagi sesuaikan untuk materi," kata Rezha, kepada wartawan, Rabu (9/7).

Korban adalah diplomat Kemlu yang bertugas di Direktorat Perlindungan WNI (PWNI).

Saat mengantar jenazah ke rumah duka di Bantul, DIY, pada Rabu ini, Direktur PWNI Judha Nugraha mengatakan sepanjang kariernya, korban pernah ditempatkan di KBRI Dili (Timor Leste) dan KBRI Buenos Aires (Argentina). Korban kemudian bergabung dengan direktorat PWNI.

Sebelum wafat, Judha mengatakan korban sudah mendapatkan penugasan untuk bertugas di KBRI Helsinki, Finlandia akhir bulan ini.

Ditemui awak media selepas pemakaman, Judha mengatakan korban juga pernah menjadi saksi sidang perkara Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Jepang. Namun, Judha tak mau menjelaskan lebih detail lagi tentang hal tersebut.

"Almarhum pernah menjadi saksi untuk kasus TPPO yang ada di Jepang. Udah lama kasusnya, kasusnya sudah selesai setahu saya," kata Judha.

Judha namun meminta agar tak mengaitkan soal peran sebagai saksi kasus TPPO ini dengan kematian Daru yang hingga kini masih ditangani oleh kepolisian.

"Jangan dikait-kaitkan kita lihat hasil penyelidikan polisi, kita jangan berspekulasi. Jadi kami tidak ingin berspekulasi, kita tunggu hasil penyelidikan polisi," katanya.

(thr/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |