Benarkah Obat Pereda Nyeri Seperti Paracetamol dan Ibuprofen Bisa Merusak Ginjal?

9 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K, seorang Dokter Spesialis Urologi dari Siloam Hospitals ASRI, mengungkapkan bahwa sebagian besar obat pereda nyeri (painkiller) berpotensi merusak ginjal. "Semua painkiller, hati-hati, bisa merusak ginjal. Bahasa gampangnya begitu," ujar Nur dalam diskusi media bertajuk Mengatasi Kasus Batu Ginjal yang Sulit dengan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS).

Menurutnya, risiko ini terjadi karena banyak obat pereda nyeri dikeluarkan melalui ginjal, sehingga dapat membebani kerja organ tersebut. Namun, ia menambahkan bahwa ada jenis painkiller yang lebih aman bagi ginjal karena tidak dimetabolisme oleh organ ini. "Ada painkiller yang dimetabolisme melalui hati atau usus, yang itu lebih aman untuk ginjal," jelasnya.

Lebih lanjut, Nur menekankan bahwa keamanan obat pereda nyeri bagi ginjal lebih bergantung pada jenisnya, bukan sekadar jumlah atau frekuensi penggunaannya.

"Jadi, bukan batasan mengonsumsinya, tetapi jenisnya. Paling gampang itu paracetamol, karena gampang ditemukan di mana-mana dan paracetamol aman, karena dimetabolisme di hati," kata Nur.

Sebaliknya, ia mengingatkan bahwa obat seperti ibuprofen diproses melalui ginjal, sehingga penggunaannya sebaiknya dihindari, terutama bagi mereka yang tidak mengetahui kondisi kesehatan ginjalnya. Simak penjelasan lengkap yang dirangkum pada Rabu (19/3/2025).

Penyakit gagal ginjal akut membuat ratusan anak balita di negeri ini kehilangan nyawa. Berawal dari sakit demam dan kemudian diresepkan obat sirop paracetamol, kedua orang tua tak menyangka akan kehilangan sang anaknya. Satu di antaranya sempat alami...

Promosi 1

Apakah Paracetamol Merusak Ginjal?

Banyak orang yang mungkin bertanya apakah paracetamol merusak ginjal? Nur sudah menjelaskan bahwa,"Paracetamol aman, karena di metabolisme di hati, bukan ginjal."

Hanya saja Nur, mengingatkan, untuk memastikan seseorang yang akan mengonsumsi paracetamol juga tidak memiliki masalah pada hatinya.

"Tentu harus dipastikan tidak ada masalah pada hati. Kalau ada masalah pada hati bisa jadi racun juga," katanya.

Lebih lanjut Nur mengingatkan pentingnya mengetahui bagaimana suatu obat yang akan dikonsumsi itu bekerja agar aman dalam mengonsumsinya.

"Jadi, kita dalam menggunakan obat itu harus tahu obat itu prosesnya bagaimana, dibuangnya lewat mana, sehingga kita aman untuk mengonsumsinya," ujarnya.

Nur menjelaskan faktor risiko seseorang terkena batu ginjal salah satunya yaitu sering mengonsumsi suplemen dan obat-obatan tertentu.

"Terlalu sering konsumsi suplemen dan obat-obatan tertentu juga bisa memperbesar risiko terjadinya batu ginjal," jelasnya.

Menurut situs resmi Kemenkes RI, suplemen dan obat-obatan tertentu tersebut adalah seperti berikut ini.

- Vitamin C

- Suplemen makanan

- Obat pencahar (bila digunakan secara berlebihan)

- Antasida berbasis kalsium

- Obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati migrain atau depresi, dapat meningkatkan risiko batu ginjal.

Apa yang Harus Dilakukan agar Ginjal Kita Sehat?

Nur menyebutkan hal apa yang harus dilakukan agar ginjal kita sehat dan terhindar dari penyakit batu ginjal.

Berikut ini cara menjaga ginjal tetap sehat agar terhindar dari penyakit.

- Minum yang cukup

- Rajin berolahraga

- Mengurangi berat badan

- Konsumsi makanan yang sehat

- Menerapkan pola hidup sehat

Apa yang harus dilakukan agar ginjal kita sehat? 

Untuk menjaga ginjal tetap sehat dan terhindar dari penyakit seperti batu ginjal, Nur mengatakan dengan menjaga urine yang keluar dari tubuh kita sekitar 2,5 liter.

Oleh karenanya, penting untuk memenuhi asupan cairan yang cukup setiap harinya.

Penggunaan pada Kelompok Tertentu dan Interaksi Obat

Ibu hamil, ibu menyusui dan lansia umumnya lebih disarankan untuk menggunakan paracetamol karena risiko efek samping yang lebih rendah. Ibuprofen tidak direkomendasikan untuk ibu hamil, terutama pada trimester ketiga, karena berpotensi menyebabkan masalah pada janin. Konsultasi dengan dokter sangat penting sebelum menggunakan obat-obatan ini selama kehamilan atau menyusui.

Baik paracetamol maupun ibuprofen dapat berinteraksi dengan obat lain. Ibuprofen memiliki potensi interaksi yang lebih tinggi dibandingkan paracetamol. Interaksi obat dapat meningkatkan risiko efek samping atau mengurangi efektivitas obat. Oleh karena itu, penting untuk memberitahu dokter atau apoteker tentang semua obat yang Anda konsumsi, termasuk obat bebas dan suplemen, sebelum menggunakan paracetamol atau ibuprofen.

Perlu diingat bahwa informasi ini bersifat edukatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti konsultasi medis. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk menentukan obat yang paling tepat untuk kondisi Anda, terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu atau mengonsumsi obat lain. Jangan pernah melebihi dosis yang dianjurkan pada kemasan obat.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |