Geger Rencana Trump Bocor soal AS Perangi Houthi Yaman

1 week ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintahan Presiden Donald Trump tak sengaja membocorkan rencana Amerika Serikat perangi milisi di Houthi, Yaman, ke grup aplikasi perpesanan yang ada satu jurnalis di dalamnya.

Pejabat AS mengakui pesan itu dikirim melalui obrolan terenkripsi non pemerintah, aplikasi Signal. Mereka juga memandang tampaknya dokumen itu asli tanpa memberi penjelasan apapun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu pejabat mengatakan saat bocor, pejabat senior bergegas di balik layar untuk meninjau penggunaan Signal yang berpotensi menimbulkan risiko serius ke keamanan nasional AS.

Begitu berita soal rencana operasional AS dipublikasikan, berita tersebut langsung tersebar luas di berbagai rangkaian teks di pemerintahan Trump.

Para pejabat menunjukkan reaksi tak percaya dan terkejut. Beberapa orang juga berspekulasi masalah ini bisa memicu pemecatan salah satu rekan mereka.

Pejabat keamanan AS juga menyampaikan rasa kecewa yang mendalam. Dia mencatat bahwa melakukan percakapan yang sangat sensitif di platform yang tak dirahasiakan berisiko mengekspos informasi itu bagi peretas asing.

Selain itu, dia mengatakan pekerja yang membagikan informasi tersebut ke grup Signal hampir pasti dipecat dan mungkin akan diajukan ke pengadilan.

Menurut Atlantic, penasihat keamanan nasional Mike Waltz pada Maret ini mengadakan percakapan teks dengan pejabat tinggi AS, termasuk Wakil Presiden JD Vance, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio.

Mereka membahas serangan terhadap Houthi di Yaman yang dianggap mengancam pelayaran internasional di Laut Merah.

Waltz, tampaknya secara tak sengaja, menambahkan pemimpin redaksi Atlantic Jeffrey Goldberg ke dalam rantai obrolan di grup itu.

Pesan-pesan tersebut dimulai dengan diskusi kapan aksi harus dilancarkan sementara Goldberg mengikutinya.

Serangan kemudian dilakukan dan para anggota saling memberi selamat atas pekerjaan itu sebelum Goldberg cabut dari grup.

Hegseth, menurut Atlantic, mengirim rincian operasional serangan yang akan menyasar Yaman. Namun, dia membantah.

"Tidak ada yang mengirim rencana perang lewat SMS dan hanya itu yang bisa saya katakan," kata Hegseth ke awak media saat ditanya informasi itu tak sengaja dibagi ke Goldberg.

Signal adalah aplikasi pengiriman pesan terenkripsi yang populer di seluruh dunia, termasuk di kalangan jurnalis dan pejabat pemerintah.

Pejabat pemerintahan Joe Biden juga secara rutin menggunakan untuk membahas perencanaan logistic, rapat, dan terkadang berkomunikasi dengan mitra asing.

Namun, militer AS membatasi penggunaan Signal terutama untuk membahas perencanaan operasi militer. Mereka menganggap ada potensi dampak terhadap kehidupan anggota angkatan bersenjata Amerika dan ini berisiko bagi keamanan nasional.

(isa/dna/bac)

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |