Cerita Remaja Israel Pilih Dipenjara daripada Jadi Tentara IDF

1 week ago 4

CNN Indonesia

Selasa, 25 Mar 2025 11:22 WIB

Sejumlah remaja warga Israel bercerita memilih masuk penjara daripada menjadi tentara pasukan pertahanan Israel (IDF). Demo ribuan warga Israel tolak agresi ke Palestina. (AFP/JACK GUEZ)

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah remaja warga Israel bercerita memilih masuk penjara daripada menjadi tentara pasukan pertahanan Israel (IDF).

Itamar Greenberg, salah satu remaja Israel yang mengaku sudah beberapa kali keluar masuk penjara pada tahun lalu, seperti dikutip dari CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total sekitar 197 hari ia pernah mendekam ke penjara Israel karena sikapnya menolak wajib militer yang berujung pada penugasan mereka untuk melakukan agresi di Jalur Gaza.

Greenberg kembali bebas pada awal bulan ini dari penjara Neve Tzedek. Pengalaman tidak mengenakkan itu tidak membuatnya kapok untuk mempertahankan prinsip menolak wajib militer bertugas di IDF.

Ia akan tetap menolak pemanggilan tugas wajib militer di Israel. Pemerintah Israel memang menerapkan undang-undang wajib militer bagi seluruh warganya yang berusia di atas 18 tahun untuk bertugas di militer.

Greenberg mengungkapkan alasan menolak wajib militer Israel. Ia mengungkapkan penolakannya itu merupakan "puncak dari proses pembelajaran dan pertimbangan moral."

"Semakin saya mempelajarinya, semakin saya sadar bahwa saya tidak mau memakai seragam yang menyimbolkan pembantaian dan penindasan," tutur Greenberg kepada CNN.

Tanpa ragu ia menyebut agresi yang dilancarkan Israel terhadap warga Palestina merupakan genosida.

"Ada genosida di sana. Kita tak perlu mencari alasan bagus (untuk mengabaikannya)," ungkap Greenberg.

Pemerintah pendudukan Israel selalu membantah bahwa agresi militer yang mereka lancarkan terhadap warga Palestina sebagai genosida.

Padahal, data dari Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan sudah 50 ribu warga Palestina tewas akibat kebrutalan agresi Israel di Jalur Gaza.

"Saya mendesak perubahan dan saya akan memberikan nyawa saya untuk itu," kata Greenberg.

Meski mengaku kerap mendapat intimidasi dan teror, Greenberg mengatakan tidak akan takut menyuarakan nuraninya. Ia kerap dicap sebagai orang Yahudi yang menyuarakan antisemitisme dan pendukung teroris.

"Orang-orang pernah menulis pesan kepada saya di Instagram dan berkata bahwa mereka akan membunuh saya, sama seperti yang dilakukan Hamas terhadap orang Israel pada 7 Oktober," ucap Greenberg.

(bac/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |