Jakarta, CNN Indonesia --
Israel dikabarkan telah memberitahu Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelum melancarkan serangan terbaru ke Jalur Gaza Palestina pada Selasa (18/3) dini hari.
Serangan Israel ini menjadi yang terbesar sejak gencatan senjata disepakati dengan Hamas pada 19 Januari lalu dan dipastikan menghancurkan prospek perpanjangan gencatan yang masih terus mandek.
"Seperti yang telah ditegaskan Presiden Trump, Hamas, Houthi, Iran-dan semua pihak yang berupaya meneror tidak hanya Israel tetapi juga AS-akan menghadapi konsekuensi, dan kekacauan besar akan terjadi," kata Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kepada Fox News.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Houthi, Hizbullah, Hamas, Iran, serta kelompok teroris yang didukung Iran seharusnya memahami dengan jelas bahwa Presiden Trump tidak ragu untuk membela masyarakat yang taat hukum serta memperjuangkan kepentingan AS dan sekutu kami, Israel," seperti dikutip Al Jazeera.
Melalui pernyataan, pemerintah Israel menuturkan gempuran terbaru ini dilakukan setelah "Hamas berulang kali menolak membebaskan sandera kami."
Serangan Israel ini juga berlangsung kala pembicaraan tahap dua gencatan senjata dengan Hamas molor dan belum ada kemajuan apa pun.
"Serangan udara tersebut diperintahkan setelah Hamas berulang kali menolak membebaskan sandera kami, serta menolak semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff, dan para mediator," lanjut pernyataan Israel itu seperti dikutip AFP.
Tel Aviv menegaskan Israel kini akan bertindak dengan "kekuatan militer yang lebih besar" terhadap Hamas.
Militer Israel melalui pernyataan menuturkan pihaknya telah melancarkan serangan ke Gaza dengan dalih menyasar sejumlah target milisi Hamas.
"Di bawah arahan eselon politik, militer dan Shin Bet tengah melancarkan serangan ke target-target teroris Hamas di seluruh penjuru Jalur Gaza," ucap militer Israel seperti dikutip Al Jazeera.
Reuters melaporkan saksi mata di sejumlah wilayah di Jalur Gaza mendengar rentetan ledakan. Sebagian warga juga melihat serangan udara Israel.
Menurut Reuters, saksi mata dan warga menganggap serangan Israel ini menjadi yang terbesar sejak gencatan senjata berlaku pada 19 Januari lalu.
Al Jazeera melaporkan sejumlah warga tewas imbas serangan terbaru dan terbesar Israel ini. Meski begitu, pihak berwenang belum dapat memastikan jumlah korban lantaran serangan Israel masih berlangsung.
Koresponden Al Jazeera di Gaza menuturkan salah satu target bombardier Israel adalah Mawasi yang terletak di barat Khan Younis, selatan Jalur Gaza.
Wilayah ini masih terbilang tempat banyak warga Palestina di Gaza mengungsi saat Israel menduduki dan menyerbu wilayah utara dan tengah Gaza.
(rds)